BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Tuesday, May 18, 2010

I Rule Over Real Men

One day, Jariya Ibnu Qudama Al-Saadi entered to Mu'awiya who, at the time, was the head of the Islamic state. Three of the Roman emperor's ministers happened to be also present. Mu'awiya said to Jariya: Were you not one of Ali's allies in all of his opinions? Jariya said: Leave Ali (may Allah honour him) aside, for we have not despised him since we loved him, nor have we cheated him since we advised him.

Upon this Mu'awiya said to him: Woe to you o Jariya! You must have been lowly in your parents' eyes, for they called you Jariya (meaning slave girl or maid).
Jariya replied: You must have been lowly in your parents' eyes, for they called you Mu'awiya, the bitch on heat who barked and lured the dogs.

Mu'awiya shouted: Shut up you motherless one! Jariya replied: You shut up o Mu'awiya (he did not say Amir of the believers), for I have a mother who bore me for the swords with which we faced you one day. Then we have given you our pledge of allegiance, to hear and to obey, so long as you rule us by what Allah has revealed. So if you fulfil your promise, we fulfil our loyalty to you, and if you fail to keep up your promise, remember that we have left behind us some ferocious men and plenty of armour, they shall not let you abuse or harm them.
Mu'awiya yelled: May Allah rid us of the likes of you!

Jariya replied: You! (again he did not say Emir of the believers), say something good and be courteous, for the worst rulers are in hell fire. Jariya then left, fuming with anger without even asking Mu'awiya permission to leave.

The three ministers turned to Mu'awiya and one of them said: Our emperor would not be addressed by any of his subjects unless the subject were prostrating with his forehead at the base of his throne. If the voice of one of the closest people to him or any of his immediate family were to be raised, they could be cut to pieces, or burnt, so how could this rough desert Arab, with his ill-mannered behaviour, come and threaten you like this? As if he were your equal?
Mu'awiya smiled then said: I rule over men who are fearless of any censurer when it comes to the truth, and all my folk are like this desert Arab, none of them prostrate save to Allah (SWT), none of them keep silent over an injustice and I am no superior, nor better than any of them except in piety. I have said some harsh words to the man and he rightly responded, I was the one who started, thus I am more to blame than he.

Upon hearing this the senior Roman minister burst out crying, so Mu'awiya asked the reason why, so he said: We had thought before today that we were your equals in terms of protection and force, but after witnessing this, I fear that one day you would spread your authority over our empire.

That day had indeed come, and the Roman empire collapsed like spider's web under the blows of the real men. So won't the Muslims become men again, fearing the censure of none when it comes to the truth?

versi bahasa melayu.

Suatu hari, Jariya Ibnu Qudama Al-Saadi menghadap Muawiyah yang pada masa itu adalah Khalifah Daulah Islam. Bersama Muawiyah ada 3 orang pembesar Rom.

Muawiyah lalu berkata kepada Jariya : Bukankah engkau pengikut Ali dalam semua pendapatnya?

Jariya menjawab : Tinggalkan dia. Kami tidak membencinya kerana kami menyintainya dan kami tidak pernah menipunya bilamana kami sentiasa menasihatinya.

Atas jawapan itu, Muawiyah berkata : malang sekali bagimu wahai Jariya. Engkau semestinya anak yang dihinakan memandangkan ibu dan bapamu memanggil mu Jariya (bermaksud hamba perempuan atau orang gaji)

Lantas Jariya menjawab : Engkau juga pasti dihinakan oleh kedua orang tuamu kerana mereka memanggilmu dengan nama Muawiyah yakni anjing betina yang kepanasan!

Muawiyah lalu menengking : Diamlah engkau wahai orang yang tidak beribu!

Jariyah membalas dengan mengherdik : Diamlah engkau Muawiyah! (Jariya tidak memanggil Muawiyah dengan panggilan amirul mukminin), aku mempunyai ibu yang melahirkan anak yang disertakan pedang yang akan memuhasabahmu suatu hari nanti. Kami telahpun memberikan ketaatan kepadamu, untuk mendengar dan patuh, selagi mana engkau memerintah dengan apa yang Allah perintahkan. Jika engkau memenuhi amanat itu, kami akan memenuhi amanat kami kepadamu. Jika engkau gagal kepada amanat itu, maka ingatlah, dibelakang kami terdapat ramai manusia-manusia bengis dan baju-baju perang yang mana mereka tidak akan membenarkan engkau menzhalimi mereka atau menyakiti mereka.

Muawiyah lantas membalas : Semoga Allah menghilangkan dari kami manusia seperti kamu!

Jariya membalas : Engkau! (sekali lagi Jariya tidak memanggil muawiyah dgn panggilan amirul mukminin), pertuturkanlah sesuatu yang baik dan bersopan, kerana seburuk-buruk pemimpin adalah di neraka!

Jariya kemudian pergi meninggalkan Muawiyah, dengan perasaan marah, dan pergi tanpa langsung meminta kebenaran amirul mukminin untuk beredar.

3 pembesar Rom menoleh kepada Muawiyah dan berkata : Maharaja kami tidak akan bercakap dengan rakyatnya selagi rakyatnya tidak sujud di kakinya. Hatta jika ditinggikan suara walaupun sedikit oleh saudara mara ataupun yang hampir kepada maharaja, maka mereka itu pasti akan dicincang, atau dibakar. Jadi, bagaimana di tempat yang kering kontang ini, dengan biadabnya dia datang mengancammu sebegini? Seolah-olah anda dan dia sama darjatnya?

Muawiyah tersenyum dan menjawab : Aku memerintah manusia yang tidak takut kepada apapun apabila bercakap soal kebenaran. Dan semua sahabatku di padang pasir ini, adalah begini perangainya, semuanya tidak akan sujud melainkan sujudnya mereka hanyalah pada Allah SWt. Tidak ada diantara mereka yang akan diam kepada ketidakadilan dan kezhaliman, dan aku, bukanlah yang lebih baik dikalangan mereka melainkan diukur dengan taqwa. Akulah yang bersikap biadab kepada orang itu dan dia menjawab dengan hak. Akulah yang memulakan pertengkaran itu dan kerana itu, aku layak dipersalahkan.

Mendengar apa yang diperkatakan Muawiyah, pembesar Rom itu menangis dengan tiba-tiba. Muawiyah lantas bertanya kenapa dia menangis dan pembesar itu menjawab : Aku fikirkan kami adalah sedarjat dengan engkau dari segi kekuasaan dan perlindungan. Tetapi setelah menyaksikan apa yang berlaku sebentar tadi, aku takut yang suatu hari nanti engkau pasti akan menebarkan kekuasaanmu pada empayar kami.

Hari itu telah pun terjadi, dan empayar Rom telah pun runtuh bagaikan sarang labah-labah yang dihembus oleh lelaki-lelaki sejati. Jadi, kemana hilangnya keberanian kaum muslimin, yang tidak takut kepada apapun atas dasar kebenaran?

Kemana perginya pemimpin kaum muslimin yang ikhlas dan tulus seperti sikapnya Muawiyah bila berhadapan dengan rakyat-rakyatnya seperti Jariya?

masa keemasan itu akan kembali..insyaallah.

1 comments:

Bingai @ Bangang said...

Blog anda telah tersenarai di e-Direktori Bloggers Malaysia

Anda dipelawa meletakkan logo e-Direktori di blog anda.

Saya berterima kasih sekiranya anda telah mendaftar sebagai "Followers" untuk memudahkan saya menjejaki blog teman-teman anda yang lain.