BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Wednesday, June 03, 2009

Sebuah Pengakuan


Saya ingin mengakhiri dengan suatu cerita. Dulu pernah ada sebuah peradaban yang paling besar di dunia. Peradaban itu mampu menghasilkan sebuah negara super yang membentang dari samudera ke samudera, dari daerah sub-tropik hingga ke daerah tropik dan gurun. Dalam wilayah kekuasaannya, yang terdiri dari berbagai kepercayaan dan bangsa. Salah satu dari sekian banyak bahasanya menjadi bahasa universal dan menjadi jambatan penghubung antara warganya yang tinggal di berbagai negeri. Tenteranya tersusun dari orang-orang yang berlainan bangsanya. Kekuatan ketententeraannya mampu memberikan kedamaian dan kesejahteraan yang belum pernah ada sebelumnya. Jangkauan armada perdagangannya membentang dari Amerika Latin sampai ke China, serta daerah-daerah yang berada di antara keduanya.

Kemajuan peradaban ini sangat ditentukan oleh berbagai penemuan yang diraih oleh pakarnya. Para arkitek yang mampu mereka bangunan yang melawan hukum graviti. Para pakar matematiknya mencipta al-jabar, juga algoritma yang menjadi landasan pengembangan teknologi komputer dan penyusunan bahasa komputer. Para doktornya mempelajari tubuh manusia hingga mampu menemukan pelbagai ubat untuk menyembuhkan beraneka ragam penyakit. Para pakar astronominya mengamati langit, memberikan nama untuk bintang-bintang, serta merintis teori seputar perjalanan dan penelitian ruang angkasa.

Para penulisnya menghasilkan ribuan kisah. Di antaranya kisah-kisah tentang keberanian, cinta, kasih dan ilmu sihir. Para penyairnya menulis berbagai karya sastera bertemakan cinta, sementara penyair-penyair sebelum mereka terlalu takut untuk memikirkan hal-hal seperti itu.

Ketika bangsa-bangsa lain khuwatir terhadap munculnya pelbagai pemikiran, peradaban ini justru memacu kemunculan beraneka ragam idea dan gagasan. Ketika kejumudan seringkali mengancam keberadaan ilmu pengetahuan, peradaban ini justru melindungi, mempertahankan serta menyampaikannya kepada umat-umat lain.

Peradaban Barat modern mendapatkan banyak manfaat dari kemajuan ini. Peradaban yang saya maksudkan adalah dunia Islam dari tahun 800M hingga 1600M termasuk dalam wilayah Negara Khilafah Uthmaniyah, Baghdad, Damascus dan Kairo, demikian pula masa-masa pemimpin cemerlang seperti Khalifah Sulaiman yang perkasa.

Meskipun kita sering tidak menyedari hutang budi kita kepada peradaban lain, namun tidak boleh disangkal bahawa karya-karya besar peradaban Islam merupakan bahagian penting dari warisan kita.Teknologi industri tidak akan wujud tanpa sumbangan pakar-pakar matematika Arab(baca:Islam). Demikian pula penyair sekaligus filosof Jalaluddin Rumi, memperkenalkan kepada kita konsep diri dan kebenaran. Sementara ada pemimpin seperti Khalifah Sulaiman mengajarkan kepada kita toleransi dan kempimpinan publik. Mungkin pula kita dapat mengambil pengajaran dari beliau tentang kepimpinan yang berlandaskan meritokrasi dan bukan pewarisan. Yakni kepimpinan yang memanfaatkan segala kemampuan rakyat - baik Kristian, Islam mahupun Yahudi.

Model kepimpinan yang cemerlang inilah - iaitu kepimpinan yang memelihara, memayungi, penuh keragaman dan penuh keberanian - yang mampu menghasilkan berbagai penemuan dan menciptakan kesejahteraan selama 800tahun.

Carly Fiorina
CEO Hewlett Packard
26 September 2001

p/s : Mereka mengagumi kegemilangan yang telah kita kecapi. Kenapa tidak kita? Kenapa pula tidak ingin berusaha untuk mengulangi kegemilangan itu?

Masanya pasti akan datang... "akan kembali khilafah atas minhaj kenabian" HR Ahmad & Baihaqi

0 comments: